Mengenali jenis kelas power amplifier

Copyright © 2017 sound on mike.Untuk pengguna biamp,power amplifier dianggap sebagai dewa dalam menghasilkan keluaran suara yang powerfull,namun sebenarnya bukan dari Watt yang dihasilkan melainkan dari cara kita mengatur pola biamp itu sendiri.
Untuk mengatur pola biamp,dibutuhkan pengetahuan mengenai kelas power amplifier.Jadi kali ini saya akan menuliskan bagaimana cara mengenali jenis power amplifier berdasarkan kelas nya atau biasa disebut classified amplifier.

Ok langsung saja yah, 

class of power amplifier
pic by wikimedia


Klasifikasi kelas power amplifier

Amplifier kelas A 

Amplifier kelas A merupakan amplifier yang paling spesial diantara kelas lainnya,karena design mereka yang simple.Amplifier ini dikatakan sebagai kelas terbaik,karena hasil suara yang dikeluarkan oleh jenis amplifier ini memiliki tingkat linieritas yang tinggi dan memiliki nilai distorsi yang bisa dibilang terendah dibandingkan dengan amplifier kelas lainnya.

Amplifier kelas A umumnya menggunakan transistor tunggal yang sama (Bipolar,FET,IGBT, dll) dihubungkan dalam konfigurasi reguler emitor untuk kedua bagian bentuk gelombang dengan transistor yang selalu memiliki arus yang mengalir melewatinya,meskipun tidak memiliki sinyal dasar.Ini berarti bahwa tahap keluaran menggunakan perangkat Bipolar, MOSFET atau IGBT, tik kan terdorong sepenuhnya ke area cut-off atau saturation-nya. Q-point di tengah garis bebannya.

Namun kelemahannya ialah transistornya tak pernah berubah OFF sehingga power jenis ini selalu menghasilkan panas yang tinggi,namun hal ini normal normal saja untuk power yang memiliki klasifikasi kelas A.

Amplifier Kelas B

Amplifier kelas B ditemukan sebagai solusi untuk masalah efisiensi dan pemanasan yang terkait dengan penguat kelas A sebelumnya.Penguat kelas dasar B menggunakan dua transistor bebas baik bipolar dari FET untuk setiap setengah bentuk gelombang dengan tingkat keluaran yang dikonfigurasikan dalam pengaturan tipe "pull-pull",sehingga setiap perangkat transistor hanya menguat setengah dari bentuk gelombang keluaran. 

Dikarena tingkat efisiensinya jauh lebih tinggi daripada amplifier kelas A,pada amplifier kelas B,tidak ada arus prategangan basis DC karena arus diamnya nol, sehingga daya dcnya kecil.Namun,karena perbaikan efisiensi meningkat maka berdampak pada linieritas perangkat switching.Dan diperlukan perangkat crossover untuk mengatasipermasalahan distorsi yang dihasilkan.

Penyebab dari distorsi yang  dihasilkan karena apabila sinyal input berjalan positif, transistor bias positif akan ON sementara transistor negatif akan OFF.Demikian juga, ketika sinyal input berubah negatif, transistor positif akan beralih  OFF sedangkan transistor bias negatif berubah ON dan melakukan bagian negatif dari sinyal.Jadi transistor hanya membuthkan setengah waktu kerja, baik pada setengah siklus sinyal positif atau negatif dari sinyal input.Itulah mengapa perangkat crossover dibutuhkan sebagai solusi dari permasalahan yang timbul.

Amplifier Kelas AB

Seperti namanya,Amplifier kelas AB adalah kombinasi dari amplifier kelas "Kelas A" dan "Kelas B" yang telah kita lihat di atas.Klasifikasi power kelas AB  saat ini adalah salah satu jenis desain penguat daya audio yang paling umum digunakan. Amplifier kelas AB adalah variasi penguat kelas B seperti yang dijelaskan di atas, kecuali kedua perangkat diijinkan untuk melakukan pada saat bersamaan di sekitar titik gelombang crossover yang menghilangkan masalah distorsi crossover pada amplifier kelas B sebelumnya.

Amplifier kelas C

Desain Amplifier Kelas C memiliki efisiensi terbesar namun linearitas termiskin dari kelas amplifier yang disebutkan di sini. Kelas-kelas sebelumnya, A, B dan AB dianggap sebagai amplifier linier, karena amplitudo dan fasa sinyal keluaran secara linier terkait dengan amplitudo dan fasa sinyal masukan.

Namun, penguat kelas C sangat bias sehingga arus keluarannya nol selama lebih dari satu setengah dari siklus sinyal sinusoidal input dengan pemalasan transistor pada titik potongnya. Dengan kata lain, sudut konduksi untuk transistor secara signifikan kurang dari 180 derajat, dan umumnya sekitar daerah 90 derajat.

Sementara bentuk biasing transistor ini memberikan efisiensi yang meningkat hampir sekitar 80% pada amplifier, ia memperkenalkan distorsi sinyal output yang sangat berat. Oleh karena itu, amplifier kelas C tidak sesuai untuk digunakan sebagai amplifier audio.

Amplifier Kelas D 

 Amplifier audio Kelas D pada dasarnya adalah amplifier penguat non-linier atau penguat PWM. Amplifier kelas-D secara teoritis dapat mencapai efisiensi 100%, karena tidak ada periode selama siklus adalah bentuk gelombang tegangan dan arus yang tumpang tindih karena arus ditarik hanya melalui transistor yang menyala.
Inilah mengapa power kelas ini mampu menghasilkan output keluaran dengan daya atau watt yang tinggi.

Nah itulah beberapa kelas power amplifier yang ada dipasaran indonesia saat ini,mengenai pemilihan dan penggunaanya semua terserah pada selera anda.Semoga postingan saya kali ini berkenan buat anda,bile ingin mengetahui cara mengatur gain power amplifier silahkan anda baca artikel saya yang berjudul Gain kontrol power amplifier.Atau jika anda ingin membeli power amplifier second,tips yang berjudul tips memilih power amplifier bekas yang baik bisa dijadikan referensi anda.

Semoga bermanfaat 

sumber referensi: www.electronics-tutorial.ws