frekuensi dut kendang

Dimana sih letak frekuensi duit kendang?

Frekuensi gendang dut


Pertunjukan live musik di indonesia khususnya dangdut adalah pertunjukan live musik paling banyak diselenggarakan. Karena memang asal dari genre musik ini lahir dari indonesia.

Dalam aransemen dangdut, gendang atau kendang dangdut menjadi instrumen paling vital dan menjadi ciri khas dari genre musik dangdut ini selain dari suling dangdut. 

Kali ini saya akan membagikan letak dari frekuensi dut kendang atau gendang dangdut yang berdasarkan dari jenis genre yang ada didalam musik dangdut itu sendiri. Baiklah,mari disimak agar dapat menjadi referensi dari pembaca yang membaca postingan saya kali ini 

Frekuensi dut kendang berdasarkan genre dangdut

Frekuensi "dut" pada kendang dalam musik dangdut umumnya berada pada rentang frekuensi rendah, yaitu sekitar 70 Hz hingga 200 Hz. Frekuensi ini menghasilkan suara yang khas, tebal, dan menjadi pondasi ritme dalam musik dangdut.


Meskipun frekuensi dasar ini relatif konstan, cara kendang "dut" diolah dan disesuaikan dapat bervariasi tergantung pada genre atau sub-genre dangdutnya. Berikut adalah beberapa contohnya:

Dangdut Klasik/Orkes Melayu: 

Dalam genre ini, suara kendang cenderung lebih alami dan akustik. Frekuensi rendahnya tidak terlalu dipaksakan atau dimanipulasi secara elektronik. Suara "dut" yang dihasilkan lebih bulat dan "lembut" untuk mendukung melodi yang lebih melankolis dan aransemen orkestra.

Dangdut Koplo:

Dangdut koplo dikenal dengan irama kendang yang lebih cepat dan padat, sering kali menggunakan ketukan 4/4. Untuk mencapai efek ini, frekuensi "dut" bisa diperkuat (boost) pada area bass (sekitar 60-250 Hz) untuk memberikan suara yang lebih "nendang" atau "boomy". Hal ini juga seringkali melibatkan penggunaan teknik equalizer (EQ) untuk memastikan suara kendang tidak tumpang tindih dengan instrumen bass.

Dangdut Elektronik (Dansdut, Dangdutron):

Pada sub-genre ini, kendang seringkali digantikan atau diperkuat dengan suara elektronik atau synthesizer. Frekuensi "dut" bisa disetel lebih rendah lagi, bahkan masuk ke rentang sub-bass (20-60 Hz), untuk memberikan getaran yang kuat dan terasa, mirip dengan musik dansa elektronik (EDM) pada umumnya.

Dangdut Rock: 

Dalam dangdut rock, suara kendang "dut" baik dalam komposisi gain dan volumenya harus bisa mengimbangi kerasnya gain dan volume dari instrumen-instrumen rock seperti gitar listrik dan drum. Oleh karena itu, frekuensinya mungkin akan diatur agar lebih jelas dan memiliki "serangan" (attack) yang kuat.


Penting untuk diperhatikan bahwa frekuensi yang disebutkan adalah panduan umum bukan panduan fix. Penyesuaian akhir frekuensi kendang "dut" sangat bergantung pada selera produser, sound engineer, dan juga kualitas instrumen serta sistem suara yang digunakan. Tujuannya adalah untuk menciptakan suara yang nyaman di telinga dan tidak "terkubur" oleh instrumen lain dalam aransemen musik.